Adat Istiadat Jawa Tengah

Pembaca yang setia, kali ini AdminBaru akan membahas tentang adat istiadat yang banyak tersebar dalam budaya masyarakat Jawa Tengah.

Indonesia memiliki lebih dari 30 provinsi yang tersebar di seluruh penuru Nusantara. Setiap provinsi memiliki keunikan dan budaya masing-masing. Sebagai contohnya, Jawa Tengah memiliki rumah adat yang dikenal dengan Rumah Joglo.

Ciri khas setiap provinsi perlu kita ketahui bersama. Mulai dari macam-macam rumah adat, pakaian khas adat, makanan khas, dan uparaca atau acara-acara keadatan.

Harapannya adalah agar kita sebagai penduduk Indonesia saling mengenal, saling menghargai, dan saling memahami.

Agar lebih jelas, pada artikel ini saya akan membahas secara spesifik tentang adat istiadat milik masyarakat provinsi Jawa Tengah.

Banyak sekali adat istiadat atau tradisi upacara adat milik masyarakat Jawa Tengah. Sampai saat ini, adat istiadat Jawa Tengah tersebut masih sangat populer dan tentunya eksotis.

Kita sebagai bangsa Indonesia pantas untuk mengetahuinya, kemudian ikut serta dalam melestarikan.

Melestarikan tidak harus ikut dalam acara-acara adat tersebut. Akan tetapi, kita cukup mempelajari apa saja adat istiadat tersebut, lalu mengajarkan kepada orang lain.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga bersama-sama menjaga kelestarian adat istiadat tersebut. Caranya adalah dengan memasukkan materi pengetahuan tentang adat ke dalam kurikulum pembelajaran siswa.

Selain itu, pelestarian adat istiadat, khususnya Jawa Tengah, juga dapat terlaksana dengan cara membangun objek-objek wisata. Objek wisata bisa berupa keraton dan museum-museum.

Nah, berikut ini akan saya jelaskan beberapa upacara adat istiadat Jawa Tengah lengkap dengan foto agar lebih mudah memahaminya. Selamat membaca!

Upacara Adat Jawa Tengah

1. Tradisi Wetonan – Adat Istiadat Jawa Tengah

Wetonan adalah upacara adat Jawa yang memiliki nama lain Wedalan. Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur masih sangat kental dan sering melaksanakan upacara adat yang satu ini.

Wetonan mempunyai arti keluar. Upacara ini merupakan peringatan lahirnya seseorang. Peringatan ini bermaksud untuk mendoakan bayi agar terhindar dari bahaya, mendoakan agar memiliki umur panjang, dan mendoakan keberkahan.

2. Tradisi Syawalan – Adat Istiadat Jawa Tengah

Syawal adalah salah satu bulan dalam kalender Hijriyah. Masyarakat Jawa biasanya menggelar tradisi Syawalan ini selama satu pekan penuh. Mulainya adalah setelah Shalat Idul Fitri hingga Lebaran Ketupat pada hari ke-tujuh bulan Syawal.

Syawalan semakin populer karena tidak hanya umat Islam yang melakukannya. Konon, masyarakat umum dalam ikatan keluarga, kesamaan profesi, dan ikatan tertentu lainnya juga sering melakukan tradisi ini.

Setiap masyarakat mempunyai ciri dan cara masing-masing dalam memaknai Lebaran Ketupat. Beberapa tempat di Jawa, khususnya Jawa Timur, lebih mengenal tradisi ini dengan Kupatan, Bakda Ketupat (Lebaran Ketupat) atau ‘Kecilan’ (Lebaran Kecil/Lebaran ‘Kedua’ Setelah 1 Syawal).

3. Tradisi Sadran

Sadran adalah upacara Jawa Baru yang merupakan reminisensi dari upacara Sraddha Hindu yang dilakukan pada zaman dahulu.

Masyarakat Jawa melakukan upacara ini pada bulan Jawa-Islam Ruwah sebelum bulan Puasa (Ramadan). Upacara sadran ini dilakukan dengan berziarah ke makam-makam dan menabur bunga nyekar.

Sebagai catatan, lapisan masyarakat yang melakukan tradisi upacara adat ini tidak hanya umat Islam, melainkan nonlumuslim pun juga ikut merayakan.

4. Tradisi Popokan

Popokan merupakan salah satu budaya khas desa Sendang  yang masih dilaksanakan sampai saat ini.

Tradisi ini adalah upacara adat lempar lumpur pada bulan Agustus, tepatnya di hari Jumat kliwon.

Perang lumpur ini adalah bagian dari tradisi sedekah bumi yang rutin dalam desa tersebut.

Sebelum lempar lumpur, mereka menggelar acara karnaval yang diikuti masyarakat, seperti sekolah, PKK, dan pemuda. Mereka berkeliling desa dengan tari-tarian dan musik khas warga Sendang.

5. Tradisi Siraman – Adat Istiadat Jawa Tengah

Siraman merupakan salah satu bagian dari prosesi pernikahan adat Jawa. Pelaksanaan upacara adat Siraman Jawa Tengah ini adalah satu hari sebelum berlangsungnya acara pernikahan.

Setelah upacara siraman, calon pengantin wanita dipaes kemudian lanjut dengan acara selamatan. Menjelang malam, lanjut lagi dengan acara malam midodareni di rumah calon mempelai wanita.

Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan untuk acara siraman, yaitu:

  • Air siraman, air jernih dan bersih bertabur bunga mawar, melati dan kenanga.
  • Pengaron untuk tempat air siraman.
  • Gayung untuk mengambil air.
  • Tikar bangka, tikar pandan, daun apa-apa yang dibungkus kain mori.
  • Ratus.
  • Anglo, tungku yang berfungsi seperti kompor, terbuat dari tanah liat.
  • Kendhi

Setelah semua perlengkapan tersebut siap, maka lanjut dengan pelaksanaan acara prosesi siraman.

6. Tradisi Mendak Kematian

Mendak kematian adalah istilah yang dalam acara memperingati kematian setelah satu tahun pasca kematian.

Sebenarnya masih banyak tradisi jawa yang lain dalam memperingati hari kematian, mulai dari nelung dino (tiga hari), mitong dino (tujuh hari), matang puloh (empat puluh hari), nyatos (seratus hari), mendak pisan (satu tahun perta), mendak pindo (dua tahun), dan nyewu (seribu hari) pasca kematian.

Setelah seribu hari, istilahnya berubah menjadi haul. Dalam bahasa arab haul berarti satu tahun.

Sebutan haul adalah untuk satu tahun berikutnya setelah nyewu (seribu hari).

7. Tradisi Ruwatan

Ruwatan adalah salah satu bentuk upacara penyucian yang sampai saat ini masih kental dan pupoler dalam kalangan masyarakat Jawa. Tradisi ini diberlakukan bagi orang yang Nandang Sukerta atau berada dalam dosa.

Masyarakat Jawa Tengah biasa melakukan acara Upacara Ruwatan ini ketika mengalami kesialan hidup.

Sebagai contoh adalah anak sedang sakit, anak tunggal yang tidak memiliki adik maupun kakak, terkena sial, jauh jodoh, susah mencari kehidupan dan lain sebagainya.

8. Tradisi Padusan – Adat Istiadat Jawa Tengah

Padusan merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk menyucikan diri (membersihkan jiwa dan raga) dalam menyambut datangnya bulan suci.

Tradisi ini mereka lakukan dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air.

Tujuan dari padusan ini adalah agar ketika Ramadhan datang, dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahirnya maupun batinnya.

9. Tradisi Nyewu

Kata nyewu berasal dari bahasa Jawa yang artinya seribu. Tradisi  nyewu atau peringatan seribu hari dalam budaya Jawa adalah prosesi ritual dalam upacara peringatan meninggalnya seseorang.

Acara ini merupakan penutup untuk melepas dan mengikhlaskan arwah orang yang sudah meninggal kepada Sang Khaliq.

Peringatan meninggalnya seseorang yang sudah memasuki hari keseribu, terhitung setelah orang tersebut meninggal hingga seribu hari pasca meninggal.

Menentukan waktu selamatan hari dan pasaran nyewu dina menggunakan rumus nemsarma, yaitu hari keenam dan pasaran kelima.

10. Tradisi Kenduren – Adat Istiadat Jawa Tengah

Nama atau sebutan lain untuk upacara adat Kenduren adalah kenduri.

Upacara adat ini adalah salah satu acara adat yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas terkabulnya doa dan harapan.

Meski Kenduren sebenarnya sangat banyak macamnya, namun secara garis besar kenduren adalah merupakan upacara adat istiadat Jawa Tengah dalam mewujudkan rasa syukur.

11. Tradisi Dugderan

Dugderan adalah festival untuk menandai awal puasa Ramadhan. Keramaian yang teramat meriah ini sudah ada sejak masa pemerintahan Bupati Kyai Raden Mas Tumenggung (KRMT) Purbaningrat sampai sekarang.

Salah satu yang menarik dari tradisi ini adalah Warak Ngendok yang menjadi simbol tradisi ini.

Istilah Dugderan merupakan onomatope dari suara bedug Masjid Besar Kauman yang dipukul berulang-ulang.

Untuk menandai datangnya bulan Ramadhan, suara bedug tersebut biasa disertai suara mercon atau meriam. Perpaduan istilah dari suara tersebutlah yang mengawali penamaan tradisi ini.

12. Tradisi Ngapati – Adat Istiadat Jawa Tengah

Waktu pelaksanaan tradisi Ngapati (ngupati) adalah pada bulan keempat dari kehamilan seseorang. Isi dari acara ini adalah berdoa bersama-sama.

Tujuannya adalah untuk memohonkan kepada Allah agar anak yang akan lahir kelak menjadi manusia yang utuh, sempurna, dan sehat.

Dalam acara ini terdapat unsur sedekah. Namun, amalan yang baik ini disalahpahami oleh sebagian orang sehingga mereka menganggapnya sebagai perbuatan bid’ah dan menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka.

13. Tradisi Larung Sesaji

Larung Sesaji atau Petik Laut Sebutan adalah salah satu tradisi Indonesia dalam bidang kelautan yang berasal dari Jawa Barat.

Sebagai negara maritim, Indonesia tidak bisa terpisah dari laut yang sangat bermanfaat, terutama para nelayan yang memanfaatkannya sebagai mata pencaharian.

Oleh karena itu, warga Jawa Barat membuat suatu tradisi sebagai sarana memuji syukur dan memberikan hormat kepada Tuhan.

14. Tradisi Kebo-Keboan

Ini adalah merupakan tradisi masyarakat di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur.

Tradisi ini menjadi tontonan menarik bagi sebagian masyarakat di Jawa Timur, bahkan hingga wisatawan dari luar negeri.

15. Tradisi Muludan

Tradisi Muludan atau yang familiar dengan nama Maulid Nabi dalam adat Jawa mempunyai arti sebagai hari peringatan lahirnya Nabi Muhammad.

Pelaksanaan perayaan ini adalah setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Pada abad ke 7 Hijriah, Sultan Muzhaffar menggelar peringatan maulid besar-besaran.

Masyarakat Jawa biasanya mengadakan pengajian yang berisi nasehat-nasehat orang alim atau ulama.

16. Tradisi Malam Selikuran

Malam Selikuran adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa. Biasanya mereka melaksanakan tradisi ini pada 21 Ramadhan. Pada malam itu Rasulullah memulai beri’tikaf.

I’tikaf berarti berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang merupakan sunnah untuk dikerjakan pada setiap waktu, terutama pada bulan Ramadhan.

17. Tradisi Selametan

Selametan adalah sebuah tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Masyarakat Sunda dan Madurajuga banyak melakukan tradisi ini.

Tradisi yang satu ini merupakan suatu bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga.

Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, duduk bersila di atas tikar, dan melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk.

Selametan mereka lakukan untuk merayakan hampir semua kejadian, termasuk kelahiran, kematian,pernikahan, pindah rumah, dan sebagainya.

18. Tradisi Nyadran – Adat Istiadat Jawa Tengah

Nyadran merupakan prosesi adat khas Semarang yang sering dilaksanakan oleh kumpulan masyarakat.

Caranya adalah dengan berkumpul dan membersihkan kuburan desa secara bersama-sama.

Masyarakat Jawa Tengah biasanya melakukan upacara ini pada saat bulan Ruwah tiba.

Setelah acara bersih-bersih kuburan selesai, mereka biasanya akan mengadakan acara makan bersama.

Nyadran ini juga mereka lakukan secara personal di kalangan masyarakat Jawa. Pada umumnya mereka pergi ke kuburan sesepuh mereka untuk membersihkan dan mendoakan pada saat bulan Ruwah tiba.

19. Tradisi Brobosan

Brobosan adalah tradisi ketika jenazah diangkat. Anak cucu dari yang meninggal kemudian beriringan menerobos melewati bawah jenazah tersebut.

Dalam jurnal penelitian terbitan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, tradisi Brobosan dilakukan oleh anak cucu orang yang meninggal.

Mulai dari anak tertua sampai dengan cucu-cucunya dengan cara merunduk di bawah keranda jenazah.

Setelah itu, mereka mengelilingi sebanyak 3 kali atau 7 kali searah jarum jam.

Makna dari tradisi ini adalah penghormatan terakhir dari keluarga yang masih hidup kepada jenazah.

20. Tradisi Pingitan

Pingitan adalah salah satu tradisi dalam proses pernikahan adat Jawa.

Calon pengantin perempuan tidak boleh keluar dari rumah atau bertemu calon pengantin laki-laki selama waktu tertentu.

Biasanya, kedua calon mempelai tidak boleh bertemu sampai acara pernikahan tiba. Tradisi ini wajib bagi pengantin yang menikah dengan adat Jawa.

Akan tetapi pada zaman sekarang, banyak juga pengantin yang melakukan pingitan meskipun tidak menikah dengan adat Jawa.

 

Itulah beberapa adat istiadat yang masih banyak tersebar dan populer dalam masyarakat Jawa Tengah hingga saat ini. Semoga bermanfaat dan membantu Anda.

Terimakasih.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top